top of page
Search
Writer's pictureSalinan (Wiwiek Ekawati)

Mengenal Batik Pesisiran

Updated: Sep 19, 2019


​Ketertarikan saya pada batik tidak muncul dengan serta, tapi berproses pada saat saya berkenalan dengan batik-batik yang tidak melulu berwarna coklat (sogan), ada sentimen patriotisme pada saat ada negara lain yang berupaya meng-klaim batik sebagai warisan budayanya, dan pada saat saya merasakan kenyamanan yang berbeda pada saat mulai sering memakai batik di kehidupan saya sehari-hari.

Keterbatasan pengetahuan saya mengenai batik dan seluk beluknya, menggugah saya untuk menggali dan belajar lebih dalam lagi. Ternyata ada sejarah dan philosophi yang sangat terkait erat dengan motif dan warna batik di Nusantara.

Di blog ini saya tidak bermaksud menjadi "expert" (ahli) di per-batik-an, dan mengurui, tapi hanya tulisan ringan mengenai per-batik-an untuk siapa-siapa yang baru mau "belajar" tentang salah satu warisan budaya Indonesia ini.

Di blog ini saya tidak bermaksud menjadi "expert" (ahli) di per-batik-an, dan mengurui, tapi hanya tulisan ringan mengenai per-batik-an untuk siapa-siapa yang baru mau "belajar" tentang salah satu warisan budaya Indonesia ini.

Batik Pesisiran

Saya akan mulai dengan batik Pesisir atau batik-batik yang berasal dari kota-kota pelabuhan tua di pesisir pulau jasa. Batik Pesisir terkenal dengan warnanya yang cerah dan beragam. Dominan dengan warna merah, kuning, hijau, salem, biru, dll. Batik-batik pesisir berasal dari Pekalogan, Garut, Kudus, Lasem, Cirebon, dll. Kota-kota tersebut adalah pelabuhan dagang di masanya, sehingga banyak pedagang-pedagang dari Tionghoa yang berlabuh dan ber asimilasi dengan kultur setempat. Di beberapa tempat, banyak desain batik pesisir di pengaruhi oleh desain dari Tionghoa. ​

Motif-motif kental dengan ciri2 gambar binatang, bunga, ataupun bangunan mudah terlihat di batik-batik pesisiran. ​

Batik​ 101

Batik Tulis

Dikerjakan dengan tangan dengan cara melukis langsung di atas kain polos. Cara ini menghasilkan batik yang mempunyai ciri warna luar dan dalam yang sama atau hampir mirip. Waktu pengerjaan 3-4 bulan. Proses perwarnaan yang dapat berlangsung beberapa kali dan dengan pengeringan secara alami membuat batik type ini relative lebih mahal. Panjang kain tertentu.​

Batik Cap

Dikerjakan dengan tangan dengan cara men-cap modul gambar batik yang sudah di ukir/di buat di cap dari bahan tembaga langsung di atas kain polos. Proses pengerjaan lebih singkat dari pembuatan batik tulis, sekitar 1-2 bulan. Motif-motif nya gampang di kenali karena merupakan motif yang lebih Sederhana dan berulang-ulang. Pewarnaan lebih simple meskipun pengeringan masih dengan cara alami. Beberapa batik cap yang baik mempunyai ciri yang sama dengan batik tulis, warna luar dan dalam yang hampir mirip. Panjang kain tertentu.​

Batik Printing

Dikerjakan dengan mesin keatas gulungan kain. Proses pengerjaan cukup singkat. Motif berulang dan sederhana, warna simple, warna luar lebih kuat, warna dalam masih terpengaruh dengan warna kain (keputihan), harga sangat terjangkau. Panjang kain sepanjang gulungan kain yg ada (+/- 80 yard).

12 Step Proses mem-batik

1. Nyungging, membuat pola atau motif batik pada kertas. Tidak semua orang bisa membuat motif batik, sehingga pola ini dibuat oleh spesialis pola. 2. Njaplak, memindahkan pola dari kertas ke kain. 3. Nglowong, melekatkan malam di kain dengan canting sesuai pola. Pada tahap ini, motif batik akan mulai tampak. 4. Ngiseni, memberikan motif isen-isen (isian) atau variasi pada ornamen utama yang sudah dilengreng atau dilekatkan dengan malam menggunakan canting. 5. Nyolet, mewarnai bagian-bagian tertentu dengan kuas. Misalnya, gambar bunga atau burung yang muncul di sana-sini. 6. Mopok, menutup bagian yang dicolet dengan malam. Tahap ini diiringi dengan nembok, atau menutup bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai. 7. Ngelir, melakukan proses pewarnaan kain secara menyeluruh. 8. Nglorod, proses pertama meluruhkan malam dengan merendam kain di dalam air mendidih. 9. Ngrentesi, memberikan cecek atau titik pada klowongan (garis-garis gambar pada ornamen utama). Untuk menghasilkan cecekan yang halus, digunakan canting dengan jarum yang tipis. 10. Nyumri, menutup kembali bagian tertentu dengan malam. 11. Nyoja, mencelupkan kain dengan warna coklat, atau sogan. Batik sogan adalah batik yang berwarna dasar coklat, seperti batik yogya atau batik solo (apabila dalas bentuk batik sogan). 12. Nglorod, proses peluruhan malam kembali dengan cara merendam kain di dalam air mendidih.

(Kompas.com - 14/01/2011, 16:29 WIB)


6 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page